WELCOME

selamat datang di dunia fang selamat menikmati blog ini

Sabtu, 29 Mei 2010

Kata pengantar

Syukur alhamdulillah , makalah tugas biologi dalam bab jamur (merang) telah berhasil di rampungkan .makalah ini di susun berdasarkan petunjuk dan tata cara yang telah di jelaskan . kami berharap isi makalah dapat terpenuhi dengan benar terwujud semaksimal mungkin dalam makalah ini.

Penjelasan dan keterangan makalah ini pada prinsipnya tetap membahas tentang jamur merang .dengan penyajian yang telah kami berikan di harapkan tugas kami dapat selesai dan tuntas

Makalah ini mempunyai ciri ciri di antaranya dengan memberikan cara budidaya jamur merang untuk memberikan penjelasan secara maksimal.

Kami telah menyusun makalah ini sebaik mungkin.akan tetapi kami sadar tak ada gading yang tak retak , begitu juga buku ini masih terdapat belum sempurna.oleh karma itu kritik dan saran demi menyempurnakan makalah ini kami sambut dengan senang hati.

Akhir kata kamiucapkan terimakasih kepada penyusun makalah ini yang telah memungkinkan terwujudnya buku ini . demikian pula kepada website yang teah menyediakan data untuk di susun kembali dalam makalah ini .


Jember


Penulis


















Daftar Isi




Kata pengantar v
Daftar isi vi
Pendahuluan 1
Latar belakang 1
Masalah 3
Tujuan 3
Isi 3
Taksonomi 3
Ciri ciri 3
Peran jamur 4
Cara budidaya 4
Daftar pustaka 5
































Jamur Merang
















Penyusun :
Ridho H
Devin f
Hisam
Hanip A
Jevian d
Smkn 2 jember

info lebih lanjut klik di

www.moon-fang.blogspot.com




pendahuluan

Latar belakang
ciri-ciri jamur
Kita telah mengenal jamur dalam kehidupan sehari-hari meskipun tidak sebaik tumbuhan lainnya. Hal itu disebabkan karena jamur hanya tumbuh pada waktu tertentu, pada kondisi tertentu yang mendukung, dan lama hidupnya terbatas. Sebagai contoh, jamur banyak muncul pada musim hujan di kayu-kayu lapuk, serasah, maupun tumpukan jerami. namun, jamur ini segera mati setelah musim kemarau tiba. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia telah mampu membudidayakan jamur dalam medium buatan, misalnya jamur merang, jamur tiram, dan jamur kuping.
CIRI-CIRI UMUM JAMUR
Jamur merupakan kelompok organisme eukariotik yang membentuk dunia jamur atau regnum fungi. Jamur pada umumnya multiseluler (bersel banyak). Ciri-ciri jamur berbeda dengan organisme lainnya dalam hal cara makan, struktur tubuh, pertumbuhan, dan reproduksinya.
1. Struktur Tubuh
Struktur tubuh jamur tergantung pada jenisnya. Ada jamur yang satu sel, misalnyo khamir, ada pula jamur yang multiseluler membentuk tubuh buah besar yang ukurannya mencapai satu meter, contohnyojamur kayu. Tubuh jamur tersusun dari komponen dasar yang disebut hifa. Hifa membentuk jaringan yang disebut miselium. Miselium menyusun jalinan-jalinan semu menjadi tubuh buah.
Gbr. Hifa yang membentuk miselium dan tubuh buah
Hifa adalah struktur menyerupai benang yang tersusun dari dinding berbentuk pipa. Dinding ini menyelubungi membran plasma dan sitoplasma hifa. Sitoplasmanya mengandung organel eukariotik.
Kebanyakan hifa dibatasi oleh dinding melintang atau septa. Septa mempunyai pori besar yang cukup untuk dilewati ribosom, mitokondria, dan kadangkala inti sel yang mengalir dari sel ke sel. Akan tetapi, adapula hifa yang tidak bersepta atau hifa senositik.
Struktur hifa senositik dihasilkan oleh pembelahan inti sel berkali-kali yang tidak diikuti dengan pembelahan sitoplasma.
Hifa pada jamur yang bersifat parasit biasanya mengalami modifikasi menjadi haustoria yang merupakan organ penyerap makanan dari substrat; haustoria dapat menembus jaringan substrat.
2. Cara Makan dan Habitat Jamur
Semua jenis jamur bersifat heterotrof. Namun, berbeda dengan organisme lainnya, jamur tidak memangsa dan mencernakan makanan. Clntuk memperoleh makanan, jamur menyerap zat organik dari lingkungan melalui hifa dan miseliumnya, kemudian menyimpannya dalam bentuk glikogen. Oleh karena jamur merupakan konsumen maka jamur bergantung pada substrat yang menyediakan karbohidrat, protein, vitamin, dan senyawa kimia lainnya. Semua zat itu diperoleh dari lingkungannya. Sebagai makhluk heterotrof, jamur dapat bersifat parasit obligat, parasit fakultatif, atau saprofit. Lihat Gambar 5.3.



a. Parasit obligat
merupakan sifat jamur yang hanya dapat hidup pada inangnya,
sedangkan di luar inangnya tidak dapat hidup. Misalnya, Pneumonia
carinii (khamir yang menginfeksi paru-paru penderita AIDS).
b. Parasit fakultatif
adalah jamur yang bersifat parasit jika mendapatkan inang yang
sesuai, tetapi bersifat saprofit jika tidak mendapatkan inang yang
cocok.
c. Saprofit
merupakan jamur pelapuk dan pengubah susunan zat organik yang
mati. Jamur saprofit menyerap makanannya dari organisme yang telah
mati seperti kayu tumbang dan buah jatuh. Sebagian besar jamur
saprofit mengeluar-kan enzim hidrolase pada substrat makanan untuk
mendekomposisi molekul kompleks menjadi molekul sederhana sehingga
mudah diserap oleh hifa. Selain itu, hifa dapat juga langsung
menyerap bahanbahan organik dalam bentuk sederhana yang
dikeluarkan oleh inangnya.
Cara hidup jamur lainnya adalah melakukan simbiosis mutualisme. Jamur yang hidup bersimbiosis, selain menyerap makanan dari organisme lain juga menghasilkan zat tertentu yang bermanfaat bagi simbionnya. Simbiosis mutualisme jamur dengan tanaman dapat dilihat pada mikoriza, yaitu jamur yang hidup di akar tanaman kacang-kacangan atau pada liken.
Jamur berhabitat pada bermacammacam lingkungan dan berasosiasi dengan banyak organisme. Meskipun kebanyakan hidup di darat, beberapa jamur ada yang hidup di air dan berasosiasi dengan organisme air. Jamur yang hidup di air biasanya bersifat parasit atau saprofit, dan kebanyakan dari kelas Oomycetes.
3. Pertumbuhan dan Reproduksi
Reproduksi jamur dapat secara seksual (generatif) dan aseksual (vegetatif). Secara aseksual, jamur menghasilkan spora. Spora jamur berbeda-beda bentuk dan ukurannya dan biasanya uniseluler, tetapi adapula yang multiseluler. Apabila kondisi habitat sesuai, jamur memperbanyak diri dengan memproduksi sejumlah besar spora aseksual. Spora aseksual dapat terbawa air atau angin. Bila mendapatkan tempat yang cocok, maka spora akan berkecambah dan tumbuh menjadi jamur dewasa.
Reproduksi secara seksual pada jamur melalui kontak gametangium dan konjugasi. Kontak gametangium mengakibatkan terjadinya singami, yaitu persatuan sel dari dua individu. Singami terjadi dalam dua tahap, tahap pertama adalah plasmogami (peleburan sitoplasma) dan tahap kedua adalah kariogami (peleburan inti). Setelah plasmogami terjadi, inti sel dari masing-masing induk bersatu tetapi tidak melebur dan membentuk dikarion. Pasangan inti dalam sel dikarion atau miselium akan membelah dalam waktu beberapa bulan hingga beberapa tahun. Akhimya inti sel melebur membentuk sel diploid yang segera melakukan pembelahan meiosis.
4. Peranan Jamur
Peranan jamur dalam kehidupan manusia sangat banyak, baik peran yang merugikan maupun yang menguntungkan. Jamur yang menguntungkan meliputi berbagai jenis antara lain sebagai berikut.
a. Volvariella volvacea (jamur merang) berguna sebagai bahan pangan
berprotein tinggi.
b. Rhizopus dan Mucor berguna dalam industri bahan makanan, yaitu
dalam pembuatan tempe dan oncom.
c. Khamir Saccharomyces berguna sebagai fermentor dalam industri
keju, roti, dan bir.
d. Penicillium notatum berguna sebagai penghasil antibiotik.
e. Higroporus dan Lycoperdon perlatum berguna sebagai dekomposer.
Di samping peranan yang menguntungkan, beberapa jamur juga mempunyai peranan yang merugikan, antara lain sebagai berikut.
a. Phytium sebagai hama bibit tanaman yang menyebabkan penyakit
rebah semai.
b. Phythophthora inf’estan menyebabkan penyakit pada daun tanaman
kentang.
c. Saprolegnia sebagai parasit pada tubuh organisme air.
d. Albugo merupakan parasit pada tanaman pertanian.
e. Pneumonia carinii menyebabkan penyakit pneumonia pada paru-paru
manusia.
f. Candida sp. penyebab keputihan dan sariawan pada manusia
Jamur merang (Volvariella volvacea, sinonim: Volvaria volvacea, Agaricus volvaceus, Amanita virgata atau Vaginata virgata) atau kulat jeramoe dalam bahasa Aceh adalah salah satu spesies jamur pangan yang banyak dibudidayakan di Asia timur dan Asia tenggara yang beriklim tropis atau subtropis. Sebutan jamur merang berasal dari bahasa Tionghoa cǎogū (Hanzi:)
Tubuh buah yang masih muda berbentuk bulat telur, berwarna cokelat gelap hingga abu-abu dan dilindungi selubung. Pada tubuh buah jamur merang dewasa, tudung berkembang seperti cawan berwarna coklat tua keabu-abuan dengan bagian batang berwarna coklat muda. Jamur merang yang dijual untuk keperluan konsumsi adalah tubuh buah yang masih muda yang tudungnya belum berkembang.
Jamur merang dibudidayakan di dalam bangunan rumah kaca yang disebut kumbung. Sesuai dengan namanya, jamur ini memilih merang dan jerami sebagai media alami utama. Menurut penelitian, limbah kapas adalah media yang memberikan hasil produksi dan pertumbuhan yang terbaik bagi jamur merang. Jamur merang dikenal sebagai warm mushroom, hidup dan mampu bertahan pada suhu yang relatif tinggi, antara 30-38 °C dengan suhu optimum pada 35 °C.

Masalah
taksonomi ciri-ciri serta peran jamur merang ?

tujuan
fungsi jamur merang dalam kehidupan sehari-hari


isi

taksonomi jamur merang

Kerajaan Fungi
Divisi Basidiomycota
Kelas Homobasidiomycetes
Ordo Agaricales
Family Pluteaceae
Genus Volvariella
Spesiaes V.volvacea


Cirri – cirri jamur merang
Tubuh buah yang masih muda berbentuk bulat telur, berwarna cokelat gelap hingga abu-abu dan dilindungi selubung. Pada tubuh buah jamur merang dewasa, tudung berkembang seperti cawan berwarna coklat tua keabu-abuan dengan bagian batang berwarna coklat muda. Jamur merang yang dijual untuk keperluan konsumsi adalah tubuh buah yang masih muda yang tudungnya belum berkembang.

Jamur merang dibudidayakan di dalam bangunan rumah kaca yang disebut kumbung. Sesuai dengan namanya, jamur ini memilih merang dan jerami sebagai media alami utama. Menurut penelitian, limbah kapas adalah media yang memberikan hasil produksi dan pertumbuhan yang terbaik bagi jamur merang. Jamur merang dikenal sebagai warm mushroom, hidup dan mampu bertahan pada suhu yang relatif tinggi, antara 30-38 °C dengan suhu optimum pada 35 °C.

Peran dan cara budidaya jamur merang
Budidaya jamur ini tidak sulit. Panen dilakukan terhadap tubuh buah yang belum sepenuhnya berkembang (masih kuncup), meskipun tubuh buah yang telah membuka payungnya pun masih bisa dikonsumsi walaupun harnga jualnya menurun.
Jamur merang mempunyai rasa enak, gurih, dan tidak mudah berubah wujudnya jika dimasak, sehingga digunakan untuk berbagai macam masakan, seperti mi ayam jamur, tumis jamur, pepes jamur, sup dan capcay.
Sentra produksi jamur merang di Indonesia terdapat di Dataran Tinggi Dieng. Di negara-negara Asia yang membudidayakannya, jamur merang dijual dalam bentuk segar. Di daerah beriklim sejuk hanya tersedia jamur merang kalengan.
Kandungan protein jamur cukup tinggi, dalam 100 gr jamur segar terkandung sekitar 3,2 gr protein, jumlah ini akan bertambah menjadi 16 gr jika jamur berada dalam keadaan kering. Selain itu, jamur juga memiliki kandungan kalsium dan fosfor cukup tinggi, 51 mg dan 223 mg, dan mengandung 105 kj kalori, dengan kandungan lemak rendah, 0,9 gr.
Budi daya atau pembudidayaan jamur merupakan usaha menanam atau mengembangbiakkan jamur dalam lingkungan buatan (Parjimo & Soenanto 2008). Langkah-langkah yang harus dilakukan merupakan serangkaian kegiatan, mulai dari seleksi kultur jamur, kompos, pemeliharaan pertumbuhan, dan pemanenan (Pasaribu, Permana, Alda 2002). Salah satu jamur yang umum dibudi dayakan adalah jamur merang (Volvariella volvacea). Miselium jamur merang dapat tumbuh optimum pada suhu 350C-400C. Sedangkan tubuh buah akan tumbuh pada suhu 300C-350C (Pasaribu, Permana, Alda 2002). Pembentukan tubuh buah jamur merang dimulai dari stadium kepala jamur (pin head), kancing kecil (tiny button), kancing (button), telur (egg), perpanjangan (elongation), dan dewasa (mature) (Pasaribu, Permana, Alda 2002).
Jamur merang dapat ditumbuhkan pada baglog yang biasanya menggunakan plastik Polypropylene sebagai wadah media tanam. Komposisi media tanam yang digunakan biasanya terdiri dari serbuk gergaji sebagai media tumbuh (43%), dedak (6,5%), kapur (0,5%), dan bibitnya (50%). Sedangkan kadar air yang dibutuhkan mencapai 75% (Parjimo & Soenanto 2008). Caranya yaitu, pertama serbuk gergaji dicampur kapur dan dedak, lalu diaduk dan diayak dengan air atau dibasahi. Kemudian Sterilisasi selama lima jam dengan 100 derajat dalam karung atau plastik, setelah dingin diinokulasi/ masukin bibit. Lalu masukin kapas dan ikat dengan karung atau plastik. Setelah itu disimpan di ruang inkubasi selama dua bulan, baru kemudian dipanen (www.Oktavita.com).
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam budi daya jamur yaitu, suhu, kelembaban, radiasi cahaya, ketersediaan oksigen, karbondioksida, keasaman (pH), keberadaan senyawa beracun, dan kondisi lahan (Pasaribu, Permana, Alda 2002). Miselium jamur merang dapat tumbuh optimum pada suhu 350C-400C. Sedangkan tubuh buah akan tumbuh pada suhu 300C-350C. Kelembaban udaranya adalah 60-80 %, dan derajat keasaman (pH) media tanam optimum 4,5-7 (Suharjo 2007).
Berdasarkan hasil pengamatan terlihat bahwa miselium yang tumbuh hanya 1,2 cm (minggu pertama); 2,3 (minggu kedua); 4,7 (minggu ketiga); 5,9 (minggu keempat);dan 8,2 (minggu kelima). Hal ini tergolong lambat apabila dibandingkan dengan pertumbuhan miselium pada baglog lainnya. Selain itu, terlihat bahwa pertambahan tingkat pertumbuhan jamur merang cenderung kecil (lambat) meskipun tidak terlihat adanya kontaminan yang tumbuh. Selain itu, tidak ada tubuh buah yang muncul atau terbentuk pada mulut baglog. Hal ini karena media tanam atau serbuk gergaji yang digunakan terlalu banyak (padat), sehingga tidak tersedia cukup ruang atau celah untuk pertumbuhan miselium. Selain itu, kelembaban media tanam tidak terjaga karena tidak dilakukkan penyiraman secara berkala atau tidak terdapat perlakuan khusus untuk menjaga

kelembaban dan suhu lingkungan tempat baglog diletakkan. Padahal menurut Suharjo (2007), temperatur dan kelembaban ruangan untuk penyimpanan baglog jamur merang harus tetap dijaga pada tingkat 280C-350C agar dapat tumbuh secara optimal.
Efisiensi biologi yang diperoleh sebesar 0%. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi atau lingkungan yang diberikan tidak optimal untuk mendukung pertumbuhan jamur merang. Dalam hal ini jamur merang pada baglog I tidak dapat menggunakan nutrisi secara optimal dari substrat yang disediakan meskipun nutrisi yang dibutuhkan tersedia.

Daftar Pustaka

www.wikipedia.com
www.moon-fang.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar